Akhirnya Terungkap Putri-Candrawathi dan Om-Kuat Punya Hubungan? Refly Harun: Brigadir J Menangis
Akhirnya Terungkap Putri-Candrawathi dan Om-Kuat Punya Hubungan? Refly Harun: Brigadir J Menangis
Baru-baru ini beredar ke publik soal Brigadir J yang diduga bopong Putri Candrawathi ke sofa.
Hal tersebut disebut-sebut sebagai motif dari kematian Brigadir J dirumag Ferdy Sambo.
Bahkan diisukan juga jika Brigadir J punya hubungan dengan Putri Candrawathi
Tak hanya Brigadir J, Kuat Ma'aruf atau 0m Kuat kini jadi perbincangan hangat dan disebut juga ada hubungan dengan istri Ferdy Sambo.
Dikutip dari seputar tangsel, satu per satu fakta mengenai kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya terbongkar.
Salah satunya pelaku ancaman pembunuhan yang belakangan diketahui adalah Kuat Maruf.
Hal ini diungkap oleh Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam.
Ia mengatakan, 'skuad lama' yang dimaksud Brigadir J tak lain adalah ART sekaligus Sopir mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Kuat Maruf.
Menurut Anam, pengancaman tersebut dilakukan Kuat Maruf pada Kamis, 7 Juli 2022 malam, tepat sehari sebelum Brigadir J tewas di tangan Ferdy Sambo.
Sementara itu, eks pengacara Bharada Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara mengungkapkan bahwa keterangan Kuat Maruf terkait pelecehan yang dilakukan Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah adalah bohong.
Ia justru mencurigai adanya hubungan spesial antara Kuat Maruf dan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Deolipa Yumara mengaku curiga bahwa Brigadir J lah yang memergoki Kuat Maruf dan Putri Candrawathi ketika keduanya tengah berhubungan intim.
Karena terpergok, keduanya lantas mencari cara untuk membungkam Brigadir J.
Deolipa Yumara juga menyampaikan bahwa mantan kliennya menduga Brigadir J mengetahui rahasia Kuat dan Putri.
Menanggapi hal ini, Ahli hukum tata negara Refly Harun mengatakan Kuat Maruf sangat 'luar biasa' karena bisa mengancam Brigadir J.
"Luar biasa Kuat Maruf ini ya karena dia berstatus sebagai ART dan driver, tapi dia bisa mengancam seorang Brigadir," kata Refly Harun.
"Dan konon ini yang membuat Yosua menangis karena dia diancam mau dibunuh," sambungnya.
Refly Harun menuturkan, ancaman yang diterima Brigadir J ini sebelumnya sudah diungkapkan oleh sang kuasa hukum, Kamaruddin Simanjuntak.
Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu mengimbau agar publik terus mengikuti dan mengawal perkembangan kasus Brigadir J dengan menggunakan logika.
Pasalnya apabila kasus ini dibiarkan begitu saja, maka akan berkembang sesuai dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
"Jadi tetap saja kita harus kawal ini si Kuat atau 'Skuad'," tegasnya.
Lebih lanjut, Refly Harun kembali menyinggung kasus penembakan 6 Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.
Menurut alumnus Universitas Gadjah Mada itu, kasus Brigadir J tidak bernasib sama dengan KM 50 karena adanya kekompakan masyarakat untuk terus mengawal kasus ini.
"Karena KM 50 ada operasi senyap makanya dia bikin senyap. Ini juga mau operasi senyap tapi gagal karena masyarakat kompak," tuturnya.
"KM 50 masyarakat terbelah. Seolah-olah kalau kita mendorong KM 50, coba lihat narasi yang diciptakan oleh para buzzer, seolah-olah itu dikaitkan dengan anti dan pro Jokowi. Padahal ini tragedi kemanusiaan biasa saja yang juga butuh penanganan yang adil dan transparan," tambah Refly Harun.
Refly Harun menegaskan, keluarga dan korban KM 50 tetap membutuhkan keadilan.