Pengakuan terbaru Bripka RR ini diungkapkan kuasa hukumnya, Erman Umar saat diwawancara dalam program Aiman, Kompas TV, Senin (12/9/2022). 

Erman Umar mengurai kronologi kejadian yang dimulai tanggal 6 Juli 2022. 


Saat itu para ajudan dibangunkan sekitar pukul 24.00 WIB karena ada perayaan ulang tahun perkawinan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. 

Di sana lah mereka membagi-bagi kue ke para ajudannya. 

Esoknya, 7 Juli 2022, Ferdy Sambo kembali ke Jakarta bersama ajudan lainnya, Deden. 

Pada siang sekitar pukul 14.00 WIB, Bripka RR diperintahkan Putri Candrawathi untuk membeli sembako. 

Saat itu dia pergi bersama Kuat Maruf. 

Saat mau kembali ke rumah, anak Putri menelponnya untuk meminta dia membeli kipas angin dan makanan ayam. 

Setelah barang diantar ke rumah, Bripka RR berencana kembali ke rumah di Jakarta untuk mengambil barang lain yang belum diantar. 

Saat itu, Bharada E meminta ikut bersamanya. 

Akhirnya, Bripka RR dan BHarada E pun berangkat. 

Saat bersemu seorang pamong di suatu tempat dekat masjid, Bripka R ditelpon Putri Candrawathi, dia pun balik ke rumah di Magelang. 

Saat naik ke tangga rumah lantai dua itu, dia bertemu dengan Kuat Maruf dan melihat Susi, asisten rumah tangga lainnya, menangis. 

Saat itu lah dia bertanya ke Kuat.

Kata Kuat, Brigadir J turun naik tangga hingga dia pun menegurnya. 

Brigadir J agak memaksa mau masuk ke kamar Putri, namun dihalangi Kuat pakai pisau. 

Bripka RR pun menengok ke kamar Putri Candrawathi dan menanyakan apa yang terjadi.

Bukannya melapor telah dilecehkan, Putri Candrawathi justru menanyakan keberadaan Yosua. 

"Mana Yosua," tanya Putri ke Bripka RR. 

Bripka RR pun mencari Brigadir J di lantai bawah. 

Bripka RR sempat bertanya ke Brigadir J mengenai kejadian sebenarnya. 

"Gak tahu, itu Pak Kuat, kenapa kok marah-marah sama saya," jawab Brigadir J ke Bripka RR. 

Setelah itu, Bripka RR meminta Brigadir J menemui Putri di kamarnya.

Pertemuan Putri dan Brigadir J berlangsung sekitar 15 menit dengan kondisi pintu kamar tidak tertutup. 

Bripka RR pun menungguinya di luar kamar, namun dia mengaku tidak mendengar pembicaraan mereka. 

"Apakah mungkin korban pelecehan memanggil pelaku dan 15 menit di dalam kamar?," tanya Aiman ke Erman yang menceritakan hal itu. 

Erman tidak memberikan jawabannya. 

Tapi dipastikan saat itu Bripka RR tidak mencurigai adanya pelecehan terhadap Putri dari gerak gerik yang diliharnya. 

"Ricky mencurigai ada pelecehan?," tanya Aiman. 

"Tidak ada," tegas Erman.  

Justru, lanjut Erman, setelah pertemuan dengan Putri, emosi Brigadir justru sudah menurun.

"Yosua bilang, gak ada apa-apa bang," kata Erman. 

Meski melihat Brigadir J sudah tidak emosi, namun untuk berjaga-jaga agar tidak ada masalah dengan Kuat, Bripka RR mengambil senjatanya. 

Setelah itu dia kembali ke kamar untuk beristirahat. 

Sementara Brigadir J tidur di kamar yang sama dengan Bharada E, 

Esok harinya atau tanggal 7 Juli 2022 mereka dibangunkan Putri untuk diajak pulang ke Jakarta. 

Dari kronologi itu, Bripka melaui Erman mengaku tidak mengetahui keributan antara Putri Candrawathi dengan Ferdy Sambo, ketika di Magelang maupun saat di Jakarta. 

Karena itu, ketika tanggal 7 Juli 2022 dia melihat Ferdy Sambo menangis dan ingin membunuh Brigadir J, dia mengaku  tidak tahu masalahnya. 

Masih Takut ke Ferdy Sambo

Bripka RR akhirnya memilih berlawanan dengan Ferdy Sambo setelah didatangi istri dan adiknya. Bripka RR menangis. (kolase tribunnews)
Bripka RR akhirnya memilih berlawanan dengan Ferdy Sambo setelah didatangi istri dan adiknya. Bripka RR menangis. (kolase tribunnews)© Disediakan oleh Surya.co.id

Erman mengakui meski kini Bripka RR melawan skenario yang dibuat Ferdy Sambo, namun masih ada ketakutan di wajahnya.  

Hal itu tampak saat keduanya bertemu di rekonstruksi pada Kamis (8/9/2022). 

Ferdy Sambo masih terlihat berkuasa, dan Bripka masih ada ketakutan.   

"Saya memang melihat pertemuan rekonstruksi, Sambo ada kelihatan masih gimana.

(Bripka RR) takutnya masih ada," ungkap Erman. 

Erman lalu mendorong Bripka RR untuk melepas ketakutannya itu. 

"Saya bilang, kalau sidang gimana nanti, kamu berhadap-hadapan.

Ada dilihat dari mukanya (masih takut)," katanya.

Erman berharap Bripka RR bisa berkata sejujur-jujurnya karena pengakuannya itu lah yang ditunggu publik. 

Di bagian lain, bukti masih adanya ketakutan Bripka RR terhadap Sambo adalah ketika dia bersaksi mengenai kejadian penembakan Brigadir J. 

Dalam pengakuannya, Bripka RR mengaku tidak melihat Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J. 

Padahal sang eksekutor Bharada E mengakui bahwa setelah dia menembak, Sambo ikutan menembak Brigadir J yang sudah tersungkur. 

Bripka RR berdalih setelah dia melihat Bharada E menembak, dia menerima panggilan HP dari rekan-rekannya sehingga membelakangi Sambo dan Bharada E, 

Pengakuan Bripka RR ini pun dipertanyakan Aiman karena saat itu dia berada di ruangan yang sama dalam situasi eksekusi yang sangat luar biasa.

Erman mengungkapkan Bripka RR tetap bersikukuh tak melihat penembakan itu. 

"Meskpun depan mata ada eksekusi luar biasa. Apakah mungkin berbalik?," desak Aiman. 

Menurut Erman bisa saja itu dilakukan karena bagaimana pun Brigadir J adalah temannya. 

"Dia tidak melihat (Sambo menembak Brigadir J). Dia balik lagi sambo sudah menembak-nembak dinding," katanya, 

Selama ini Erman mengaku terus mendorong Bripka RR untuk berkata jujur dan sebenar-benarnya. 

Bahkan dia membujuk agar Bripka RR mau menjadi justice colaborator. 

Namun, permintaan itu belum disambut Bripka RR. 

Bripka RR mengaku akan menjadi justice colaborator jika dia sudah diintervensi dan keamanannya terancam. 

Melawan Ferdy Sambo karena Ayahnya

Terungkap sosok ayah Bripka RR alias Bripda Ricky Rizal yang membuat tersangka pembunuhan Brigadir J ini akhirnya mau melawan skenario Ferdy Sambo. 

Ayah Bripka RR ternyata juga seorang polisi yang berasal dari Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Bahkan, ayah Bripka RR pernah menjabat sebagai Kapolsek Kemranjen. 

Sosok ayah Bripka RR ini menjadi sorotan ketika sang pengacara, Erman Umar menyebut bahwa karena ayahnya itu lah ajudan Ferdy Sambo ini akhirnya mau berkata jujur. 

Diungkapkan Erman Umar, sebelum kasus pembunuhan Brigadir J terungkap, Bripka RR sempat ditemui istri dan adiknya. 

Istri dan adiknya ini menyinggung tentang nama baik sang ayah yang juga seorang polisi.

"Istri dan adiknya menyampaikan (agar dia) terbuka, bicara benar. Kalau kamu tidak bicara benar, nama baik bapak kamu yang juga polisi (terkena imbas,-red). Ingat anak kamu, bagaimanapun anak kamu akan melihat, mau apa pembunuh atau apa,"kata Erman di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Mendengar nama ayah dan anaknya disebut, Bripka RR akhitnya mulai menangis. 

"Mulai itu sudah terbuka," kata Erman.

Diakui Erman, Bripka RR selaku ajudan sempat mengikuti alur skenario atasannya, Ferdy Sambo, tentang penyebab kematian Brigadir J yakni karena tembak-menembak dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E. 

Namun, setelah Kapolri membentuk Timsus Polri yang menangani kasus kematian Brigadir J, Bripka RR akhirnya mencabut keterangannya dan berpaling dari skenario Ferdy Sambo.

Hal itu setelah tim penyidik mendatangkan keluarga Bripka RR dan meminta mengatakan kejadian yang sebenarnya.

"Yang pertama kan memang terbawa skenario (baku tembak Brigadir J dan Bharada E). Dia berbalik arah itu setelah mungkin Richard (Bharada E,-red) buka dan dia juga didatangi adik kandung sama istri agar minta bicara benar," jelasnya.

Bripka Ricky adalah satu dari lima tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Dia disebut berperan membantu dan menyaksikan proses pembunuhan berencana tersebut.

Namun, sama seperti empat tersangka lain, Bripka RR dikenakan pasal pembunuhan berencana, sebagaimana dalam Pasal 340 juncto 338 juncto 55 dan 56 Kitab Undnag-undang Hukum Pidana (KUHP).

Adapun empat tersangka lain yaitu Ferdy Sambo, Bharada Richard, Kuat Ma’ruf (asisten rumah tangga sekaligus sopir keluarga Ferdy Sambo), dan Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo).