Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sungguh ANEH, Gadis Cantik Ini Ketagihan Berhvbvngan Dengan Seekor Ular Hingga H4mil Dan Melahirkan

Sungguh ANEH, Gadis Cantik Ini Ketagihan Berhvbvngan Dengan Seekor Ular Hingga H4mil Dan Melahirkan


Ular termasuk reptil paling mematikan di dunia. Tak ayal, binatang itu membuat sebagian orang takut hingga menghindari keberadaanya.
Apalagi jika ular itu berukuran jumbo semisal ular Sanca Kembang (Python) yang panjangnya mencapai 8 sampai 10 meter. Alih-alih memegang, melihatnya saja pasti merinding.

Namun tidak demikian dengan Bianca (20), gadis asal Desa Karangsari Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.


Empat ekor ular piton jenis Sanca Kembang berukuran 8 sampai 10 meter merayap di pelataran rumah warga.
Ular-ular itu baru saja dikeluarkan dari kandangnya oleh perawatnya, Munding Aji di Dusun Gunungsari, Desa Pejagoan Kecamatan Pejagoan.
Bianca ternyata telah membuang jauh rasa takutnya terhadap binatang mematikan itu.


Bianca, gadis asal Desa Karangsari Kebumen saat bermain-main dengan ular piton yang dipelihara Munding Aji di rumah Desa Pejagoan, Pejagoan Kebumen (khoirul muzaki)
Satu orang tak cukup kuat untuk menarik ular berbobot antara 1,5 hingga 2 kuintal itu. Bianca membantu menarik ular-ular itu di pelataran lalu menggelarnya di bawah terik matahari pagi.


Bianca tak canggung mengalungkan seekor ular Sanca anakan yang masih kecil di pundaknya.
Karyawati swasta itu tetap tenang meski sang Piton terus merayapi tubuhnya. Ia sembari mengelus tubuh ular bermotif kembang itu dengan sentuhan lembut.
Ular itu terus mendesis sambil menjulurkan lidahnya.
"Tidak takut karena sudah biasa. Ularnya juga jinak, gak bahaya,"kata Bianca, Kamis (25/1)
Kesukaan Bianca pada reptil itu bermula dari iseng. Ia penasaran ingin menonton reptil yang selama ini hanya disaksikannya di film atau pemberitaan televisi.
Karena pengaruh tayangan tersebut, imajinasinya tentang ular itu tentu mengerikan.

Ia pun sempat takut saat pertama kali melihat ular tersebut di kandang. Ukuran ular yang tak biasa itu nyalinya ciut untuk mendekat.
Namun Bianca memberanikan diri untuk meraba kulit ular itu dengan jemari lentiknya. Sang ular tak bereaksi, tetap tenang dan tak melawan.
Ia pun ketagihan untuk melakukan aksi lebih, mulai dari membopong hingga mengalungkan ular itu ke tubuhnya.
Sejak saat itu, hingga dua tahun ini, Bianca sering mengunjungi ular itu di tempat pemeliharaannya.


Bianca, gadis asal Desa Karangsari Kebumen saat bermain-main dengan ular piton yang dipelihara Munding Aji di rumah Desa Pejagoan, Pejagoan Kebumen (khoirul muzaki)
"Sudah dua tahun ini saya suka ular, tadinya sempat takut. Tapi lama kelamaan gak,"katanya


Keberadaan ular-ular besar yang dikandangkan di sisi rumah Munding Aji ini justru menjadi hiburan tersendiri bagi sebagian warga.
Saban ular itu dikeluarkan dari kandangnya, anak-anak di lingkungan rumah tersebut sering datang mengerubungi.
Bocah-bocah belia ini tanpa rasa takut mengangkat ular-ular itu yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuh mungil mereka.
Nabil (10) misalnya, ia bersama teman-teman sebayanya tampak asyik bermain bersama ular-ular tersebut. Sesekali ia menduduki punggung reptil itu sambil melempar tawa ke teman-temannya.
Sambil mengawasi anak-anak, sang perawat mengelap tubuh ular itu untuk membersikannya dari kotoran.
"Ularnya jinak, saya gak takut,"katanya

Munding Aji telah 10 tahun ini memelihara ular Piton. Hingga saat ini, ada 10 ular Piton yang jadi koleksi pemuda tersebut.
Ular-ular berukuran jumbo itu ditempatkan terpisah di 10 kotak kandang yang dibangun permanen.
Ular-ular itu sesekali dikeluarkan dari kandangnya untuk menyerap energi sinar matahari serta dibersihkan dari kotoran.
Keberadaan ular-ular peliharaan ini bukan hanya menarik perhatian warga sekitar, namun juga masyarakat luar.
Mereka menyempatkan mampir ke rumah itu untuk sekadar menonton ular-ular besar tersebut.
Jika tak sedang dikeluarkan dari kandang, pengunjung bisa melihat ular itu dari dinding kandang yang terbuat dari kaca transparan.
Pantas saja ular-ular itu jinak. Aji merawat dan membesarkan reltil tersebut sejak masih berumur setahun. Alhasil, reptil yang dikenal ganas di alam liar dengan lilitannya yang mematikan, jadi jinak di tangannya.(*